Monday, October 10, 2011

anak dunia




seorang anak kecik sedang menangis meronta-ronta dan menyentap-nyentap tangannya meronton tangan  ibunya. si kecil ini entah menghendaki apa tiada siapa yang bakal tahu bahkan ibunnya sendiri juga tidak mengerti kerana ia masih kecil untuk menuturkan bicaranya. Dia bukan sebagaimana yassin salleh yang mampu menulis dengan mengungkapkan kata yang indah-indah lewat puisinya, dia juga bukan sebagaimana lattif mohiddin yang mampu melukis keinginannya tentang bagaimana alam ingin dilihatnya dalam keindahan, bahkan dia tidak juga sebagaimana pian habib yang tetap mampu bersuara dalam kebisuannya. mungkin senyap itu lebih indah untuk pian kerananya dia lebih senang  bersuara dengan kalam dan tinta. maka nyata si anak ini masih lemah dan serba kekurangan.

anak itu dan anak-anak sepertinya tetap akan membesar walau sekalipun akan menjadi apa, ibu-bapanya sudah pasti berusaha keras ingin membentuk hidupnya menjadi tokoh namun bukanlah ibu-bapanya yang menentukannya. mereka membentuk hidupnya oleh arus dan suratan takdirnya sendiri, yang membentuk menjadikannya sungai atau tasik atau pasir pantai atau pulau dan lautan. sungai itu deras tasik itu tenang pasir pantai itu sepi pulau itu waspada dan lautan itu tabah. siapalah kita dipandangan mata anak-anak kecil itu? siapakah kita yang tidak mampu membantu memberinya cahaya dan menunjukkannya jalan menyusuri kehidupan? siapalah kita yang hanya mampu melihat mereka kelaparan, kurus dan kering, pucat dan pasi? siapalah kita yang nyata tidak berdaya melakukan apa-apa....sedangkan mereka itu adalah anak dunia!


1 comment:

Unknown said...

Sdr Azam,

Sesiapa pun tidak terpandang keadaan sedemikian.

Kalaulah ada perbandingan:

Perhatikan kepada seekor anak kucing mangsa kesombongan manusia - dibuang,kurus kering, berkurap.. yang mengemis sebutir nasi kepada pelanggan-pelanggan yang kekenyangan di sebuah kedai makan.