pohon tua itu
masih tegak tegap berdiri disitu
meski dahan dan rantingnya tatkala semakin rapuh
daun-daunnya sudah lama layu dan gugur
ke bumi dan bersatu dan menyuburi tanah
pohon tua itu
jadi penghias pandangan sejak waktu mengenal kehidupan
jadi tempat bertenduh dan bernaung ketika perlu
namun kini pohon tua itu
hanya penghias pemandangan waktu senja
seorang lelaki tua
ketika dia memandang kekaki langit
diantara garisan memisah siang dan malam
pohon tua itu tetap kelihatan
biarpun sekadar kelam diantara rembang dan bayang
biar sekadar tugu kenangan
bahawa; ‘disini aku pernah berdiri
tegap menyangga langit
akar mencengkam bumi…’
namun tiba waktu harus berlalu
dalam diam……
tiba-tiba lelaki tua itu bersuara;
‘pohon tua itu adalah aku…’
dan sedangkan akulah lelaki tua itu.