Monday, March 29, 2010

dua hari itu mesteri




1.

dua hari itu misteri

dua hari itu hanya untuk berdua;

kita disekelilingi hutan dan pohon-pohon

senja kita adalah nyanyian cengkerik dan riang-riang

malam kita diselimuti embun dan kegelapan

kita cuba menyingkap segala makna dalam kejujuran

yang sebelumnya tak terucapkan

cuba mengurai segala kekusutan

kita cari jawapan kepada setiap persoalan

ada yang ditemukan

namun ada yang tergantung diawang-awang

bagai langit yang menggantungkan bintang-bintang



siang itu kita menyusuri sungai

tatkala ada angin memetik daun-daun kering

dan mengugurkannya membiar dibawa arus air mengalir

lalu kita tidak temui lagi selepas itu

tidak sebagaimana kenangan

yang adakalanya pergi dan datang kembali

dalam jaga atau dalam mimpi



2.

dua malam itu misteri

dua malam itu hanya untuk berdua;

kita melihat bulan dicelah rimbunan daun-daun

(aku tak melihat kamu di bulan seperti selalu

bahkan engkau ada disebelahku)

menghitung bintang-bintang

menghitung hari depan



engkau yang lena disebelahku

kulihat tersenyum

mimpi indahkah kamu?

aku melihat segala kedukaanmu hilang

dan kau menunggu hari esokmu dengan yakin dan pasti

bangkitlah matahari!

sinari wajahnya sinari matanya

sinari juga kehidupannya

aku ingin terus mengintainya

dari sebelah sana



3.

dua hari itu misteri

dua malam itu hanya untuk berdua;

aku memetik gitar dan menyanyi

bulan dan bintang impian dan harapan

apakah kau mendengar nyanyian angin?



aku membuangkan segala dendam

aku meminggir dalam diam

aku melihat juga hari depan

aku yang bersendirian dan

aku yang perlahan-lahan dilupakan

apakah kau sempat ciumi tanganku pada perpisahan itu?

aku kehilanganmu



Friday, March 26, 2010

doa untuk ujidah








Tuhan,

dengarlah dan terimalah doa ini

aku berdoa untuk dia

yang aku sayangi selamanya

kau lapangkanlah jiwanya dan kehidupannya

sebagaimana padang yang hijau seluas mata memandang

berikan cahaya untuk menerangi jalannya

menerangi siangnya dan menerangi malamnya

jangan lagi dia diuji dengan segala kesukaran

aku melihat dia menanggung deritanya terlalu lama

jangan Kau biarkan dipersiakan usianya

pandui dia dengan sinar permata yang ditemuinya

lebarkanlah senyumannya

maniskanlah bibirnya

dia pun cahaya bagi hidupku juga,

bersihkan juga hatiku yang kotor selama ini

buangkan dengki dan irihatiku

lemparkan cemburu dan benciku

singkirkan tamak dan halobaku

putihkanlah hatiku memandangnya,

aku tau dia sayangi aku dan dia tau aku sayangi dia

darah kami bagaikan bersatu sejak azali

aku dan dia bagaikan bersatu dalam hati

begitu buruk dan kejam hatiku cemburui dia

ketika hidupku dihujung senja

sedangkan hidupnya baru bermula

jika aku masih hidup dengan cemburuku dan membenci dia

Tuhanku,

Kau matikanlah saja aku.




nota:

mungkin adikku ini tidak tau betapa geloranya jiwaku

seakan hendak meledak dada ini, namun kutahankan

jika takdir menentukan kita akan sama-sama kehilangan

kenanglah sesekali abangmu yang sayangnya tidak pernah luntur

sambil mendoa untuk kebahagianmu selamanya.





Thursday, March 25, 2010

sekian...



tatkala kita berdiri disudut sama;
namun berbeza dimensi nya
bukan dalam masa dan waktu yg sama
lalu segalanya tak sekata -
kata tak terucap
soal tak terjawab.

maafkanlah
titik pertemuan ini
sepatutnya satu nokhtah
pengakhir segala bicara
dan setelah ini tiada lagi
kata-sapa
selain sekian ....
terima kasih dan selamat tinggal

selagi marah masih menyala


sila padamkan lagu di playlist dan mendengarkan lagu ini



sesungguhnya saya sangat teruja apabila puisi saya yang tak seberapa ini cuba dihayati. tidak ramai yang ingin memperkatakan tulisan seseorang namun saya lihat kecenderungan itu ada disini, entah kenapa dan bukanlah satu kesalahan jika kita berbeza pendapat dan kefahaman kerana segalanya adalah menurut tafsiran masing-masing.

saya juga bukan seorang penyair / pemuisi yang bagus dan saya tidak belajar menulis puisi secara fromal. bidang yang saya pelajari adalah sains, biologi dan perhutanan dan tidak ada langsung berkaitan kesusastraan, namun kecenderungan saya ada dan tinggi.

saya pelajari puisi secara membaca dan menghayati melalui karya-karya ramai penulis. saya menyukai puisi kerana puisi lebih fleksible, memberi dan menerima bahkan mengundang kita membuat pelbagai tafsiran. sikap puisi lebih lembut dan selalu mengajak kita berfikir.

saya menulis puisi tidak konsisten dan hanya untuk suka-suka, justru saya merasakan bahawa sebenarnya tidak ada nilai sastera pada puisi saya, bahkan tidak layak untuk dipanggil puisi, hanya sekumpulan kata-kata puitis yang digabungkan dan disusun menjadi bait-bait pantun.

memang banyak juga puisi saya yang dihantar kepenerbitan dan disiarkan dan ini adalah yang pertama dan disiarkan di majalah 'Dian';

kau janji bulan yang indah

tiada cahaya
kau janji bintang yang gemilang
tiada cahaya
kau janji sebuah cinta
yang hampa



kujanji gunung yang tinggi
dakilah
kujanji sungai yang deras
renangilah
kujanji sebuah cinta
percayalah

Disiar di -
(Dian 1977)


banyak juga yang tersiar tetapi hilang dari simpanan. hanya setelah adanya blog maka saya lebih minat menulis kerana mudah untuk disiarkan dan akan tetap disini sebagai simpanan dimasa depan

saya suka kepada pembaharuan, eksperimen dalam puisi sangat saya sanjung tinggi....seperti puisi 'Tak Tun' oleh AGI...diantaranya dan banyak lagi.

dibawah antaranya adalah 2 rangkap puisi dari 2 buah puisi berbeza, namun saya cuba gabungkan menjadi satu yang baru. apakah masih memberi makna serupa? atau kah telah menjadi apa? saya namakan puisi ini; 'selagi marahku masih menyala'




tak ada kata dapat kukatakan

tak ada soalan

tak ada juga jawapan

segalanya telah kauputuskan

membuang makna dan pengertian

pada pintalan dan kusutnya benang

(dari puisi apa lagi?)


aku tetap memberimu restu

doaku tetap untukmu

cuma selepas segalanya ini

anggaplah aku telah mati

bahkan bayang-bayangku pun harus kau hindari

harusnya aku kau singkirkan

selamanya

(dari puisi mencari makna dan tafsir mimpi)


demikian semakin jauh dan terpisah

menyebut namamu pun

kuanggap satu bebanan

walau dalam mimpi aku tetap enggan bertemu

bahkan matipun doamu tak kuinginkan

biarpun rohku selamanya berkeliaran

diantara syurga dan neraka

selagi marah masih menyala

./

nota:

saya menerima beberapa teguran bahawa foto yang saya siarkan semalam terlalu dirasakan kasar dan mungkin menyakitkan, justru kali ini saya tidak lagi akan menyertakan foto namun saya menggantikannya dengan lagu yang mungkin dapat memberikan ketenangan sewaktu membacakan puisi ini.

Wednesday, March 24, 2010

mencari makna cinta dan tafsir mimpi




i)
katamu tak percaya adanya cinta
dalam waktu yang lain kau kata cinta itu percaya
yang nyata tiba-tiba apabila terjaga
kau sudah jatuh cinta
aku terfana dan menelan segala dusta;
cinta itu bukan untukku tetapi untuk dia
cinta itu bukan kejujuran tetapi kepercayaan
cinta itu bukan dalam hati tetapi pada diri
cinta itu bukan berjauhan tetapi mesti selalu dekat
cinta itu bukan perasaan tetapi nafsu
cinta itu bukan menerima tetapi memberi
cinta itu bukan satu anugerah tetapi satu ciptaan


ii)
kau mimpi helang yang menyambar
mencakar dan menerjang
namun aku hanyalah seekor camar
yang melayang diatas air
menghinggapi tiang-tiang layar
dan kau pun camar seperti aku
yang sedang istirah
menentukan arah yang bakal dituju
dan meninggalkan segalanya
tanpa ada ingatan dan tanpa kenangan


iii)
ini bukannya dendam
dan aku bukannya kejam
cuma aku tertanya-tanya
mana bibirmu yang mengungkapkan kata?
mana lidahmu yang meluahkan rindu?
mana kebenarannya
tatkala
aku kau tinggalkan dan aku kau persalahkan?


iv)
aku tetap memberimu restu
doaku tetap untukmu
cuma selepas segalanya ini
anggaplah aku telah mati
bahkan bayang-bayangku pun harus kau hindari
harusnya aku kau singkirkan
selamanya


Tuesday, March 23, 2010

sepucuk surat sebuah sajak





aku kembali mencari makna
sepucuk surat sebuah sajak
demikian ini kata hatimu
tatkala mengungkap rindu
namun segalanya hilang ditelan bayang
dan aku kau tinggalkan,
kata itu mainan bibirmu
tetapi aku tetap menyimpan dalam dilubuk hati
bila kita dilahirkan dan dipertemukan sekali lagi
aku tetap akan menuntut janjimu kembali,
pergilah tanpa rasa resah
aku tak akan menyimpan dendam
cuma rinduku masih kupendam
sedalam-dalamnya
andai kau berbalik arah
aku tetap disini, menanti dalam sepi
suratmu kubaca
dengan perlahan kuulangi kata-katamu;





salam utk org disana

apa sudah hilangkah rindumu...
hingga tak sempat tinggalkan pesanan..
tak ingin lagi bersama disitu...
atau tak ingin difikirkan....

dia sentisa mencari..
bayangan dan kata-kata indah...
dia sentiasa menanti...
gurauan serta luahan madah...

seolah-olah hanya dia seorang yg berdiri...
sedangkan orang itu diam jauh berlari...
mungkin ini hanya bisikan naluri...
tapi dapat kurasakan diri ini makin sepi...
jika ini satu langkah utk org itu menjauhi...
dia terima dgn rendah hati...
siapa lah dia utk terus disisi...

dia akan terus menanti...
dia akan terus mencari...
makna cinta dan hati...
makna perkahwinan dalam duniawi...
walaupun tiada keyakinan diri.....
dia yakin ia pasti dimiliki...



/

Monday, March 22, 2010

apa lagi ?






tak ada kata dapat kukatakan
tak ada soalan
tak ada juga jawapan
segalanya telah kauputuskan
membuang makna dan pengertian
pada pintalan dan kusutnya benang




p.s.
kalau benang telah kusut:
1. urai kembali satu persatu dan gulung dengan rapi
2. putuskan kekusutan dan gunakan selebihnya yang tinggal
3. buang dan dapatkan benang baru

Wednesday, March 17, 2010

titis-titis doa

andai dalam impianku juga satu kesalahan buatmu.....(??)


ada seberkas sinar

menyelinap jatuh di ilalang

tersentak aku bangun dari impian

aku melangkah susuri sungai

kembali mencari keghaibanMu

suara chengkerik bernyanyi

menyusup dan menggeletar

kegaduhan ini begitu sepi

seperti diam, seperti mati

yang nyata hanyalah aku sendiri

jangan engkau menganggap

aku mengusik istirahMu

dada ini seakan hendak meledak

sekian lama menahan rindu

betapapun jauh yang telah kutempuh

cuba engkau isyaratkan bahawa engkau ada di sampingku

seperti yang tertulis dalam firmanMu

seperti bintang, bagai rembulan

menyiram melegakkan jiwaku

aku dan isteriku setiap saat berdoa

agar engkau peluk kami berdua

aku dan isteri setiap waktu bersyukur

atas segala yang telah kau limpahkan

kami tengah berjuang meraih bintang-bintang

tembus kepekatan mega

hulurkanlah tanganMu

taburkanlah kasihMu

puji kehadiratMu, Amin

semuga engkau mendengar

apa yang aku idamkan

adalah hakikat bahagia sejati

kupertaruhkan, segala-galanya

padangilah jalan kami berdua



(dari lagu tetes-tetes doa kami - ebiet g.ade)

klik ke blog resmi ebiet

Tuesday, March 16, 2010

kembara lintasan panjang




perjalanan yang tak pernah kuduga

menelusuri kemarau

melangkahi hari-hari gelap

mengais di bumi yang panas

pemahaman makna yang maha sulit

menerjemahkan khayalan

melengkapi semua kenyataan

hidup di alam semesta

mahatari

menumbuhkan jaringan fikiran

kehangatannya mesti kita hayati

matahati

mungkin jauh lebih banyak melihat

kejujuran

sering terkubur

didasar jiwa

perjalanan yang tak pernah selesai

kecuali atas kehendak Nya

memahami inti kehidupan

keletihan pun tak terasa

mahatari

menumbuhkan jaringan fikiran

kehangatannya mesti kita hayati

matahati

mungkin jauh lebih banyak melihat

kejujuran

sering terkubur

didasar jiwa

sering terbenam

dibawah mata

Monday, March 15, 2010

dalam mimpipun aku kau singkirkan




bulan dan mentari berkalih
senja merah tatkala mentari jatuh
di hujung langit
yang sakit sekian lamanya,
sebatang pohon tua
dan daun-daun kering
gugur di petik angin musim -
di ujung usia
menanti saat rebah
ketanah

bila namaku sudah tidak lagi disebut
siapa lagi yang akan mengingati?
sejarah akan terpadam
kenangan juga akan hilang
tidak akan ada airmata
kerana tidak ada hutang apa-apa
antara kita
dan aku hanya mimpi hitammu
membuat kamu sering ingin terjaga
serta menyingkirku
walau hanya dari dalam tidurmu.



Thursday, March 11, 2010

aku ingin menjerit, jeritttttttt!!!




aku ingin menjerit
jeritttttttttttttttt!!!
jangan sesiapa menegah
kerana ini mungkin jeritan akhirku
tatkala deru nafasku yang semakin mengah
aku yang menghela hidup yang pedih
siapa yang tau kedukaanku? deritaku?
yang selalu kita kongsikan adalah kegembiraan
yang tetap aku sembunyikan adalah kedukaan
yang cuba aku berikan adalah senyuman
yang tetap aku telan adalah kepahitan

kalau memang benar seperti firasat
edaran bulan dan matahari
cahaya yang tinggal semakin sedikit
dan kian kelam
seperti pelita yang terpadam
simpanlah segala kenangan yang manis-manis itu
andai aku tidak sempat memaniskan bibirmu
telanlah segala sedih dan tangisan
kerana pusara harus ditaburi bunga-bungaan

selepas itu memang kamu semua akan melupai
tetapi kadang-kala ingatan akan datang kembali
justru dalam mengimbau
petiklah yang indah dan wangi
atau kau biarkan hanya angin
memetik daun-daun kering itu
dan menghamparkannya di padang rumput hijau
untuk mengingati
bahawa rumput hijau itu pun akan kering juga
sudahnya

aku ingin menjerit
jerittttttttttttttttt!!!
dan memanggil namamu
untuk kali terakhir
aku melihat cahaya
kemudian hitam
dan
PADAM!!!


Thursday, March 4, 2010

Sajak Seorang Tua di Bawah Pohon

WS Rendra




Sajak Seorang Tua di Bawah Pohon



inilah sajakku
seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas
dengan kedua tangan kugendongt di belakang
dan rokok kretek yang padam di mulutku


aku memandang jaman
aku melihat gambaran ekonomi
di etalase toko yang penuh merk asing
dan jalan – jalan bobrok antar desa
yang tidak memungkinkan pergaulan
aku melihat penggarongan dan pembusukan
aku meludah di atas tanah


aku berdiri di muka kantor polisi
aku melihat wajah berdarah seorang demonstran
aku melihat kekerasan tanpa undang – undang
dan sebatang jalan panjang
penuh debu
penuh kucing – kucing liar
penuh anak – anak berkudis
penuh serdadu – serdadu yang jelek dan menakutkan


aku berjalan menempuh matahari
menyusuri jalan sejarah pembangunan
yang kotor dan penuh penipuan
aku mendengar orang berkata :


“HAK ASASI MANUSIA TIDAK SAMA DI MANA – MANA
DISINI, DEMI IKLIM PEMBANGUNAN YANG BAIK
KEMERDEKAAN BERPOLITIK HARUS DIBATASI
MENGATASI KEMISKINAN
MEMINTA PENGORBANAN SEDIKIT HAK ASASI”


astaga, tahi kerbo apa ini !!


apa disangka kentut bisa mengganti rasa keadilan ?
di negeri ini hak asasi dikurangi
justru untuk membela yang mapan dan kaya
buruh, tani, nelayan, wartawan dan mahasiswa
dibikin tidak berdaya


o, kepalsuan yang diberhalakan
berapa jauh akan bisa kau lawan kenyataan kehidupan


aku mendengar bising kendaraan
aku mendengar pengadilan sandiwara
aku mendengar warta berita
ada gerilya kota merajalela di eropa
seorang cukong bekas kaki tangan fasis
seorang yang gigih, melawan buruh
telah diculik dan dibunuh
oleh golongan orang – orang marah


aku menatap senjakala di pelabuhan
kakiku ngilu
dan rokok di mulutku padam lagi
aku melihat darah di langit
ya ! ya !
kekerasan mulai mempesona orang
yang kuasa serba menekan
yang marah mulai mengeluarkan senjata
bajingan dilawan secara bajingan
ya!
inilah kini kemungkinan yang mulai menggoda orang
bila pengadilan tidak menindak bajingan resmi
maka bajingan jalanan yang akan mengadili
lalu apa kata nurani kemanusiaan ?
siapakah yang menciptakan keadaan darurat ini ?
apakah orang harus meneladan tingkah laku bajingan resmi ?
bila tidak, kenapa bajingan resmi tidak ditindak ?
apakah kata nurani kemanusiaan ?


o, senjakala yang menyala !
singkat tapi menggetarkan hati !
lalu sebentar lagi orang kan mencari bulan dan bintang – bintang !


o, gambaran – gambaran yang fana !
kerna langit di badan tidak berhawa
dan langit di luar dilabur bias senjakala
maka nurani dibius tipudaya


ya ! ya !
akulah seorang tua !
yang capek tapi belum menyerah pada mati
kini aku berdiri di perempatan jalan
aku merasa tubuhku sudah menjadi anjing
tetapi jiwaku mencoba menulis sajak
sebagai seorang manusia






RENDRA
( pejambon, 23 oktober 1977 )

DARI KUMPULAN PUISI “POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI”
( PUSTAKA JAYA – 1996 )


Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir 7 November 1935 di Solo - 7 Ogos 2009 di Jakarta) adalah penyair ternama yang kerap digelar sebagai "Burung Merak". Dia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak berada di kolej beliau sudah aktif menulis cerpen dan karangan di berbagai majalah.

(Ketahui lebih lanjut sila klik ke Wikipedia)

Tuesday, March 2, 2010

aku ingin menjerit.....lolong!!!!


sebahagian dari segalanya......




catatan ini khusus buat froddo @ kuceng pembela,
yang meminati sajak haprakku, yang meninati aku(?), uikk!

bila kamu meninati kata-kata puitis dalam sajak
bila kamu meminat sajak dalam lagu
atau dinamai lagu puisi, maka
hayatilah ini
yang aku kira lengkap dalam segalanya;
ebiet g. ade
kerana kata-kata puitisnya
kerana vokal dan nyanyiannya
kerana petikan guitarnya - dalam berbagai irama
kerana susunan musiknya
kerna gambungan segala instrumen musik didalamnya
....kerana segala-galanya
tiada yang lain selain dari yang ini

Jika ditanya yang mana yang paling baik diantara yang terbaik ini?
apakah dapat aku memberikan jawapannya?
kerana segalanya adalah baik-baik belaka
maka soalan itu mungkin harus aku abaikan
kerana jawapannya hanya ada pada si-penanya itu sendiri

froddo,
bila aku pergi, aku ingin kamu mengingati aku
sebaik dan seindah yang mungkin
aku akan sentiasa ada dimana-mana
...dalam setiap bait puisi, patah lagu,
petikan gitar dan kecapi, bahkan dalam jerit dan lolongan...
puisi adalah catatan kehidupan...