Thursday, July 23, 2015

lukis




lukis

amirun assad dan maia melukis
pandangan kehidupannya
keras, kaku dan kejang
namun jika aku yang melukiskan
pasti lebih kasar dari itu
kerana aku melihat
kehidupan ini lebih ganas dan kejam
manusia memakan bangkai dan daging
dari manusia lain
tanpa belas dan kasihan.....
untuk teruskan kehidupan
harus berani membunuh
agar tidak dibunuh
..........


18.7.2015,
Jerantut.



Tuesday, July 21, 2015

sajak zainab dan daun



Sajak Zainab Dan Daun
(buat Adinda Freyja Zainab)

engkau yg masih kecil belum mengerti apa-
apa lagi biar aku tolong ajarkan 
pengertian dalam kehidupan;
jikalau daun-daun itu menjadi duit
tentu aku tiba-tiba menjadi kaya-raya
dan tidak mengharap apa-apa
dari siapa-siapa lagi
namun jika daun-daun itu duit
tentu duit akan bersepah-sepah
seperti daun-daun kering dan
jadi sampah yang tidak berharga.
Zainab, hidup lebih bermakna
bila kita mengerti makna harga diri

..............................................


16.7.2015,
Jerantut, Pahang.


Thursday, July 9, 2015

sajak buat isteri



menjelang hari-hari tua
biarlah rahsia terpendam yang kusimpan
kurungaikan
bagai menghurai lembar-lembar benang yang kusut
satu persatu;

satu
ketika kamu sering persoalkan sayangku
yang jarang kuungkapkan
aku hanya berdiam 
kerana kasih itu bagiku bukan dibibir
ia jauh terbenam dijurang... didalam hati
mungkin juga bibirku yang enggan berbicara
mengungkapkan kata cinta
atau ingin membiarkannya
tersimpan jadi rahsia

dua
jiwa kita telah bersatu sekian lama
walau kasih dan sayang tak diucap 
namun cinta itu terus terang bernyala dan membara
dalam perjalanan menuju hari-hari tua
dari membesarkan anak-anak 
hingga bermain dengan cucu
walau beragih kasih dan sayang 
cinta tak terungkap itu
tak pernah berkurangan

tiga
generasi berpayung dibawah satu nama
Azamnya adalah buah-buah cinta kasih kita
zuriat yang melebarkan sayap
merentas lautan dan meredah gelombang
berkembang ke hujung dunia
cinta tidak akan tertanam dan terbenam cuma di sini
biarpun nyala sumbu pelita 
semakin malap dan terpadam

empat
penjuru bumi saksi kebesarannya
cinta yang kau tanyakan dulu
berkembang jadi bunga-bunga
mengharumkan malam-malam tua
saat terdampar lelah kita
menyusur dan menghitung hari
izinkanlah aku lafazkan;
'aku cinta pada mu'....
peluklah aku sepuasmu
dan aku akan memelukmu sepuasku
sedayanya...


Medan Tok Sira, 
Kuantan,
9.7.2015